Rabu, 19 Januari 2011

gehu pedas rasa pecel sampai sambal terasi


Bagaimana rasanya kalau bumbu pecel dan sambal terasi ada di dalam gehu? Nah, itulah uniknya Gehu Lada. Selain dibungkus seperti risoles, gehu lada ini menawarkan empat macam rasa yaitu pecel, terasi, asinan dan keju.

Adonan utama tetap gehu dan tauge. Untuk tahunya, menggunakan tahu kuning biasa yang dipotong memanjang lalu dibelah di bagian tengah untuk menyisipkan tauge. Kuncinya ada pada adonan tauge. Tauge dicampur dengan cabe rawit sehingga menghasilkan rasa yang lada alias pedas.

Untuk memberikan sensasi lain, tauge dicampur dengan berbagai adonan. Ada yang dicampur bumbu pecel sehingga rasanya jadi manis pedas, dicampur sambal terasi, dicampur cuka yang menghasilkan rasa seperti asinan, asin pedas, dan terakhir dicampur keju.Gehu isi keju ini adalah satu-satunya yang tidak dicampur dengan cabe rawit.

Jika membeli sebaiknya cicipi keempat rasanya. Secara umum, rasa gehu lada beda dengan gehu kebanyakan. Apalagi yang pertama kali disentuh mulut adalah kulit lumpia berlapiskan tepung panir, bukan hanya adonan terigu biasa. Terlebih kalau sudah melumat adonan isi, variasi rasanya yang beda makin terasa.

Selain itu, tidak perlu lagi cabe rawit utuh untuk digigit, karena cabe rawitnya sudah tercampur dengan adonan. Walaupun untuk penggemar pedas, rasa 'ladanya' tidak begitu nendang.

Menurut Sisil, penjual Gehu Pedas di Jalan Jakarta, rasa gehu yang paling laku adalah gehu isian pecel. "Mungkin karena orang Bandung suka rasa yang manis pedas," tuturnya.

Harga satu buah gehu Rp 1.000. Selain bisa digoreng di tempat, pembeli juga bisa membungkus mentahnya. Terutama jika hendak dijadikan oleh-oleh untuk sanak saudara agar bisa disantap dalam keadaan hangat. Tapi disarankan tidak disimpan lebih dari satu hari, biar rasa tahunya tidak basi